Shwygar Mullah masih merintih kesakitan saat menjalani perawatan di unit luka bakar Rumah Sakit Tripoli, Libya, Selasa waktu setempat, 30 Agustus 2011. Pengasuh cucu pemimpin Libya Muammar Khadafi itu mengalami luka bakar serius setelah disiram air mendidih oleh salah satu menantu Khadafi.
Wanita berusia 30 tahun itu adalah pengasuh anak yang bekerja di rumah Hannibal, salah satu putra Khadafi. Ia tak bisa menghindar saat istri Hannibal, Aline, menyiramnya dengan air mendidih lantaran dianggap gagal menenangkan anak rewel.
Jurnalis CNN yang bertemu Mullah di bekas rumah mewah Hannibal. Mengenakan topi dan kain penutup wajah, Mullah perlahan memperlihatkan luka bakar yang mengerikan di wajah dan sekujur tubuhnya. Melepuh dan merah.
Wanita berkebangsaan Ethiopia itu datang ke Libya tahun lalu. Mengasuh dua anak Hannibal, awalnya semua berjalan lancar. Namun, memasuki bulan keenam siksaan mulai muncul. "Saya dibakar oleh Aline, dan hal sama terjadi lagi tiga bulan berikutnya dengan kondisi lebih serius," ujarnya.
Dengan nada lemah, Mullah mengatakan bahwa Aline kehilangan kesabaran saat anaknya tak berhenti menangis. "Dia membawa saya ke kamar mandi, mengikat tangan saya di punggung, mengikat kaki saya, dan melakban mulut saya. Lalu, dia mulai menuangkan air mendidih di kepala saya," katanya.
Setelahnya, Mullah dipaksa berdiri di luar rumah selama tiga hari. "Dia tidak akan membiarkan saya tidur, dan saya terus berdiri di luar yang dingin tanpa makanan. Dia juga mengancam akan melakukan hal serupa kepada staf jika membantu saya," ujarnya. "Saya dipaksa menonton anjing makan, sementara saya ditinggal kelaparan."
Keluar Belatung
Kengerian siksaan itu tampak di tubuhnya yang lemah dengan kulit hampir seluruhnya mengelupas. Di beberapa bagian sudah kering, namun masih banyak yang masih basah.
Cairan bening pun tampak meleleh dari kulit kepalanya. Bahkan sempat ada belatung keluar dari kepalanya. Mungkin lukanya membusuk karena setelah kejadian pertama ia dikurung tanpa pengobatan.
Mullah pertama kali tiba di rumah sakit sekitar bulan Juni. "Setelah tiga hari merawat Mullah, mereka (staf Hannibal) datang mengancam saya untuk menghentikan pengobatan atau saya akan mendapat masalah," kata direktur rumah sakit, Franka Ridha.
Namun, di tengah ancaman, sejumlah pengawal di kediaman Hannibal diam-diam membawa Mullah kembali ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lanjutan